[KBR|Warita Desa] Masyarakat diminta mewaspadai erupsi freatik atau erupsi semburan uap dari gunung berapi pada saat musim hujan.
Imbauan datang dari Kepala Subbidang Mitigasi Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Devy Kamil Syahbana.
Devy mengatakan erupsi terjadi karena adanya interaksi magma dengan air di musim hujan.
"Kalau erupsi freatik itu dia tidak disebabkan langsung oleh magma. Jadi dia bukan karena magma naik langsung ke atas, ke permukaan. Tapi dipicu oleh aktivitas hidrotermal, artinya air bawah permukaan. Kalau terjadi hujan dengan volume yang sangat besar, kemudian aktivitas uap dari magma itu berinteraksi dengan air, dia bisa mengakibatkan letusan freatik," jelas Devy di Gedung BNPB, Jakarta, Jumat (29/11/2019).
Devy Kamil Syahbana menambahkan bencana erupsi freatik tidak selalu terjadi di setiap musim hujan tiba. Tetapi potensinya ada pada gunung berapi atau areah berkawah di mana pun.
Ia mencontohkan, fenomena ini pernah terjadi di dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah.
"Di Dieng itu erupsinya tidak berwarna merah, tidak berwarna abu. Tapi waktu itu terjadi di kawasan wisata di sekitar gunung Dieng. Di mana ada curah hujan yang cukup tinggi, kemudian di bawah ada aktivitas yang terganggu sehingga letusan ini bisa terjadi," tambahnya.
Selain erupsi semburan uap, masyarakat juga diminta menjauhi kawah pada musim hujan. Sebab potensi mengalirnya lahar dingin sangat tinggi. Di tambah ada peluang penyebaran gas beracun lebih besar pada saat musim ini tiba.
Oleh : Sadida Hafsyah
Editor: Agus Luqman
Rubrik Berita ini, adalah hasil kerjasama website desa mojowarno dengan jaringan berita KBR68H Jakarta, yang dipublikasikan secara merata di seluruh Indonesai. Sehingga isi dan konten yang ada, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari KBR68H