[KBR|Warita Desa] Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mendukung adanya wacana terkait pengubahan kurikulum pendidikan. Kurikulum yang baru harus dibuat lebih sederhana.
Koodinator JPPI, Abdullah Ubaid mengatakan, untuk kurikulum 2013 yang dipakai saat ini, membuat siswa dan guru terbebani. Karena kurikulum yang dipakai mengharuskan siswa mengerti seluruh pelajaran.
"Kalau menurut saya kurikulum 2013 sudah tidak jalan di lapangan, kayanya berat kalau harus dipaksakan jalan di lapangan. Buktinya saja kemarin banyak yang kembali lagi pada kurikulum 2006. Menurut saya, setuju kalau misalnya ada inovasi kurikulum baru lagi, tetapi yang berbeda kemudian tidak memberatkan siswa, yang tidak menuntut siswa menguasasi seluruh mata pelajaran. Saya setuju kalau ada perubahan apa lagi kalau misalnya perubahan untuk disederhanakan," ujar Koodinator JPPI, Abdullah Ubaid kepada KBR, Minggu (24/11/2019).
Abdullah Ubaid menyebut, perubahan kurikulum harus diimbangi dengan peningkatan kemampuan guru-guru di daerah untuk menyampaikan kurikulum. Jika kemampuan guru tidak dibenahi terlebih dahulu maka akan seperti Kurikulum 2013 yang belum menyeluruh di daerah, Penyababnya kemampuan guru di daerah terluar, terdepan, tertinggal, belum sepadan dengan guru yang berada di kota.
"Yang paling utama adalah problem kualitas guru. Jadi misalnya bagaimana guru itu bisa menerapkan kurikulum 2013 itu perlu ada latihan, perlu ada pendidikan di sekolah harus berpusat pada siswa tidak lagi model pitching yang berpusat pada guru dan segala macem. Tetapi di lapangan itu belum bisa terjadi, kenapa? Karena memang kita punya problem kualitas guru yang cukup rendah di daerah-daerah. Karena itu kalau misal bikin kurikulum yang ribet-ribet seperti kurikulum 2013, pasti tidak jalan di lapangan. Kalau misalnya ada perubahan kurikulum harus yang simpel," ujar dia.
Sebelumnya teks pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makariem untuk memperingati Hari Guru menyinggung kurikulum yang padat, berorientasi nilai, sehingga menutup pintu petualangan guru.
Teks pidato yang kemudian viral itu, mengisyaratkan Mendikbud Nadiem akan mengubah kurikulum yang ada saat ini. Sebelumnya, Nadiem juga dikabarkan meminta pendapat sejumlah organisasi guru, terkait perubahan kurikulum, yang rencananya akan disesuaikan dengan kebutuhan zaman.
Oleh : Kevin Candra
Editor: Rony Sitanggang
Rubrik Berita ini, adalah hasil kerjasama website desa mojowarno dengan jaringan berita KBR68H Jakarta, yang dipublikasikan secara merata di seluruh Indonesai. Sehingga isi dan konten yang ada, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari KBR68H