[KBR|Warita Desa] Dalam peringatan Sumpah Pemuda ke-91, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menyampaikan harapannya untuk pemuda Indonesia.
"Pemuda harus memiliki inovasi agar mampu berperan aktif dalam kancah internasional," ujar Mendikbud Nadiem, seperti dilansir Antara, Senin (28/10/2019).
Mendikbud Nadiem juga menegaskan pemuda Indonesia harus punya karakter moral dan kinerja yang tangguh, memiliki kapasitas intelektual, kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan yang mumpuni.
"Kalau pemuda generasi terdahulu mampu keluar dari jebakan sikap-sikap primordial suku, agama, ras dan kultur, menuju persatuan dan kesatuan bangsa, maka tugas pemuda saat ini adalah harus sanggup membuka pandangan ke luar batas-batas tembok kekinian dunia," kata Mendikbud Nadiem lagi.
Pemuda Indonesia Belum Seperti Harapan Nadiem
Pernyataan Mendikbud Nadiem jelas berisi harapan baik untuk Indonesia. Namun, harapan itu nampak masih jauh dari kenyataan.
Jangankan berinovasi atau "membuka pandangan ke luar batas dunia", hingga kini kebanyakan pemuda Indonesia tak kuasa mengakses pendidikan tinggi.
Menurut Statistik Kepemudaan Indonesia 2018 dari Badan Pusat Statistik (BPS), sampai tahun lalu persentase pemuda Indonesia yang tamat kuliah sangat sedikit.
Dari sekitar 63 juta anak muda Indonesia, mayoritasnya atau 34 persen merupakan tamatan SMA, diikuti 32 persen tamatan SMP. Sedangkan yang lulus kuliah hanya 9 persen.
Menurut data BPS yang sama, mayoritas pemuda Indonesia bekerja sebagai tenaga kasar dan tenaga jasa penjualan. Sedangkan yang bekerja sebagai tenaga profesional sangat minim.
Dengan begitu, di samping urusan inovasi, Mendikbud Nadiem tentu perlu memberi perhatian untuk masalah-masalah terkait ketimpangan pendidikan di Indonesia.
Oleh : Adhi Ahdiat
Editor: Agus Luqman